Kita pakai baju dan sepatu mewah, tetapi mereka menggunakan baju yang sobek dan tanpa alas kaki, kita duduk diatas empuknya sofa mobil, tetapi mereka berjalan kaki dan menarik gerobak bututnya, kita membuang SAMPAH disembarang tempat, dan merekalah yang membersihkannya. Akan tetapi masih banyak sikap diantara kita semua yang memandang rendah dan hina atas pekerjaan mereka. Apakah mereka yang sering berada ditempat kotor itu tidak pantas untuk dihargai? apakah mereka tidak berhak berbagi derita untuk menerima secuil kebahagiaan dari kita yang lebih punya?, sang pemulung juga manusia, sama seperti kita hamba Tuhan yang butuh Cinta bukan penghinaan.
Tulisan ini saya kutip dari kehidupan mereka sehari-hari, dan pekerjaan itu bukanlah yang mereka mau, Tuhan memberikan tangan dan kaki yang sehat. Jadi akan jauh lebih baik saya (mereka) gunakan untuk bekerja sebagai pemulung dari pada menjadi seorang pengemis yang hanya mengharapkan belahan kasihan dari orang lain.
DERITA SANG PEMULUNG (ku juga manusia)
Bertabur rasa gundah gulana
Melangkah harus kearah mana
T'lah hilang satu rasa dan asa
Berganti menjadi sejuta prahara dan derita
Tatapan jauh tak terlihat indah
Kosong bagai genta tak terpecah
Derita bagai sebuah anugerah
Tertoreh pada jiwa yang kian melemah
Apakah kehidupan bak fatamorgana?
Janji kebahagiaan hanya buaian semata
Berjuang, berkorban demi asa dan cita
Tapi derita selalu mendera dijiwa
Haruskah keterpurukan selalu mendera
Meskipun gurat-gurat derita terlihat nyata
Ku juga manusia, hamba TUHAN
Yang juga butuh CINTA, bukan penghinaan
Bila cindai indah dihiasi kabut misteri
Mengapa senyum itu menjauh dari hati
Ku hanya insan yang butuh dihargai
Ingin kasih, bukan tuk' dicaci dan dijolimi
Mungkin aku hina.....
Mencari nafkah dilahan kotor
Tapi ku punya hati mulia
Tak' seperti mereka, bersih tapi jiwa Koruptor
June 13, 2015
Semoga tulisan dengan secarik syair diatas dapat menginspirasi sahabat semua pecinta SAHABAT BLOGGER 77 untuk lebih bisa berbagi, memberi dan menyisihkan sedikit apa yang mereka butuhkan, dan sadarlah apa yang Anda buang hari ini dapat memberikan sejuta manfaat buat mereka yang membutuhkan. Salam sayang selalu..!!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul= Derita Sang Pemulung
Ditulis oleh= Devy
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip (meng-Copy), baik itu sebagian atau keseluruhan isi dari artikel ini harap menyertakan link dofollow ke >>
Menurut saya, lebih terhina para koruptor yang maling uang rakyat dibandingkan para pemulung yang sebenarnya mereka adalah pahlawan lingkungan.
BalasHapusmereka juga manusia yang butuh di hargai, dan di hormati .. jangan memandang mereka sebelah mata, karena apa yang mereka kerjakan justru lebih mulia di bandingkan dengan hanya memakan harta rakyat :') (p)
BalasHapuskadang saya suka sedih kalo ngeliat ada anak kecil lagi mulung sampah di jam-jam sekolah, itu berarti kan dia tidak sekolah [-(
BalasHapusmungkin belum waktunya sekolah, atau bisa saja sekolah siang :)
Hapus;(( ;(( ;(( Berarti kita patut bersyukur mbak, karena beliau beliaulah lingkungan kita bersih. Tetapi pandangan sempit picik kita sendiri terkadang yang membuat jurang pemisah antara si pemulung dan kita. padahal kenyataanya, tidak sedikit sang pemulung mempunyai fasilitas lebih dari kita. Intinya memandang seseorang cuma dari segi Profesi itu salah......! karena pfofesi tidak menjamin bahwa dia itu berhati mulia dan bersih dari noda...! UPS... nyambung nih..?
BalasHapuswah bagus sekali mbak puisinya, mantab abis deh
BalasHapustumben mbak devi nggak ngepost kode-kode... hehe
BalasHapuslagi galau sob, ntar yang ada tambah galau maksimal lagi kalau share kode-kodean, hehe,,!!
Hapussemoga bulan Ramadhan nanti kepedulian akan penderitaan SEsama semakin meningkat ada yang tiap tahun berangkat umrah tapi ada tetangganya yang harus kelaparan tiap hari
BalasHapussubhanallah, kita harus banyak bersyukur
BalasHapusjd trenyuh .. saya juga pemulung dolar GA :)
BalasHapussaya juga 'mulung' kode2 yg ada di blog ini tapi gak 'korup' lho ya x-)
Gue lebih respect kepada pemulung daripada pengemis . . apalagi kalo pemulungnya udah paruh baya dan pengemisnya masih ibu2 bawa anak kecil gitu . . emmm, gue malah suka jengkel kalo ada pengemis yang masih bawa2 anak kecil buat narik simpati . .
BalasHapusTapi setidaknya para pemulung lebih mulia ketimbang para koruptor menjijikan yang, meskipun hidup mewah bergelimang harta, tetapi HINA DI MATA TUHAN.... dah gitu aja
BalasHapuskadang kebanyakan orang memang hanya melihat sesuatu dari kulitnya mba, semoga kita tidak seperti itu.
BalasHapus